SEJARAH KAMERA DARI MASA KE MASA
PENGERTIAN
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin
untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di
mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang
modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan
gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
LATAR BELAKANG
Mungkin beberapa diantara kita harus menggunakan kacamata
agar dapat melihat dengan baik. Kacamata adalah alat bantu bagi seseorang yang
memiliki kelainan pada matanya. Kaca mata termasuk alat optik. Sebenarnya mata
juga disebut sebagai alat optik. Alat optik yang lain dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari adalah kamera. Pernahkah kita menggunakan kamera untuk memotret
sebuah peristiwa ? Dengan kamera, kita dapat memindahkan keadaan nyata di
sekitar kita kedalam lembaran film, lalu memperbanyaknya dalam bentuk gambar di
atas kertas. Gambar hasil pemotretan akan persis sama dengan kenyataan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih mengerti dan menambah
wawasan dan tau tentang Jenis – jenis Kamera , pembaca juga bisa lebih
mengetahui tentang Cara Merawat Camera Digital, sehingga pembaca bisa
mengerti bagaimana cara memakai Camera Digital dengan baik dan benar,
tidak salah menggunakannya
ALAT DAN BAHAN- komputer/ laptop
- koneksi iinternet
tergantung banyaknya materi yang di pelajari
PELAKSAAN
Kamera merupakan alat yang berfungsi dan mampu untuk menangkap dan
mengabadikan gambar/image. Kamera pertama kali disebut sebagai camera
obscura, yang berasal dari bahasa latin yang berarti ruang gelap.
Camera obscura merupakan sebuah alat yang terdiri dari ruang gelap atau
kotak, yang dapat memantulkan cahaya melalui penggunaan dua buah lensa
konveks, kemudian menempatkan gambar objek eksternal tersebut pada
sebuah kertas/film, film tersebut diletakkan pada pusat fokus dari lensa
tersebut. Camera obscura yang pertama kalinya ditemukan oleh seorang
ilmuwan Muslim yang bernama Alhazen, hal tersebut terdapat seperti yang dijelaskan pada bukunya yang berjudul Books of Optics (1015-1021).
Gambar 1. Kamera Obscura
Sementara di tahun 1660-an ilmuwan asal Inggris Robert Boyle dan asistennya Robert Hooke menemukan portable camera obscura.
Namun kamera pertama yang cukup praktis dan cukup kecil untuk dapat
digunakan dalam bidang fotografi ditemukan pertama kali oleh Johann Zahn, penemuan tersebut terjadi pada tahun 1685. Kamera fotografi pada awalnya banyak yang menerapkan prinsip model Zahn,
dimana selalu menggunakan slide tambahan yang digunakan untuk
memfokuskan objek. Sistem tersebut adalah dengan memberikan tambahan
sebuah plat sensitif di depan lensa kamera tersebut setiap sebelum
melakukan pengambilan gambar.
Gambar 2. Portable Camera Obscura
Kamera Obscura adalah awal dari kecanggihan masa kini dalam dunia
fotografi yang ditemukan oleh seorang muslim bernama Al-Haitam atau
sering disebut Alhazen. Peradaban dunia telah banyak berubah melalui
kamera.
Karena kamera adalah penemuan penting yang mampu mengubah dunia.
Lewat jepretan kamera kita semua dapat mengabadikan momen-monem indah di
dunia, hal-hal penting maupun tidak penting di dunia dan yang kita
alami.
Tak banyak yang tahu akan seorang penemu muslim Al-Haitam ini,
dikarenakan teknologi saat ini dikuasai oleh orang barat, sehingga
menyangka bahwa kamrea awal ditemukan oleh orang barat, padahal bukan.
Kamera terus berlanjut, Jacques Daguerre merupakan
salah satu dari orang-orang yang berperan dalam perkembangan teknologi
kamera, dan sekaligus memberikan jasa pada perkembangan dunia fotogarfi
kita. Daguerre dilahirkan tahun 1787 di kota Cormeilles di Perancis Utara. Pada waktu muda, Jacques Daguerre adalah seorang seniman. Pada umur 30-an Daguerre merancang diograma,
yang dimaksud dengan diograma adalah barisan lukisan pemandangan yang
mempesona bagusnya, dipertunjukkan dengan bantuan efek cahaya. SementaraDaguerre mengerjakan pekerjaannya tersebut, Daguerre menjadi
tertarik dengan pengembangan suatu mekanisme untuk secara otomatis
melukiskan kembali pemandangan yang ada di dunia tanpa menggunakan kuas
atau cat, yaitu tidak lain adalah KAMERA.
Di tahun 1827 Daguerre bertemu dengan Joseph Nicephore Niepce yang
juga sedang mencoba menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka
bekerjasama. Namun di tahun 1833 Niepce meninggal, akan tetapi Daguerre
tetap melanjutkan percobaannya. Menjelang tahun 1837 ia berhasil
mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnya daguerreotype.
Tahun 1839 Daguerre memberitahu publik secara terbuka tanpa
mempatenkannya. Sebagai imbalan, pemerintah Perancis menghadiahkan
pensiun seumur hidup kepada Daguerre maupun anak Niepce. Pengumuman
penemuan Daguerre menimbulkan kegemparan penduduk pada saat itu dan ia
menjadi seorang pahlawan yang ditaburi berbagai macam penghormatan serta
penghargaan, sementara metode daguerreotype dengan
cepat berkembang dan banyak digunakan oleh khalayak. Daguerre sendiri
segera pensiun. Dia meninggal tahun 1851 di kota asalnya dekat Paris.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi kamera
semakin hari berkembang semakin pesat. Fungsi dan kebutuhan penggunaanya
pun semakin luas dirasakan oleh berbagai pihak. Kamera tidak hanya
digunakan sekedar untuk menangkap objek yang berfungsi sebagai
kenang-kenangan semata, tetapi juga digunakan untuk menangkap objek yang
sedang bergerak. Sebut saja perkembangannya kemudian seperti kamera
video, kamera mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Perkembangannya
pun telah meliputi berbagai bidang, seperti pada bidang sinematografi,
pendidikan, kedokteran, dan bahkan sampai pada bidang sistem pertahanan
dan keamanan pun tidak terlepas dari penggunaan teknologi kamera ini.
1.2. Sejarah Kamera Digital
Fotografi digital merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia
fotografi. Kehadirannya telah mengubah paradigma masyarakat yang
menganggap bahwa fotografi adalah suatu bidang yang mahal dan sulit
untuk dikuasai. Fotografi digital benar-benar bisa memberikan
kepraktisan dan kemudahan bagi setiap orang untuk membuat sebuah foto
yang baik. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan beragam fitur
untuk membuat foto yang bagus, muncul sebuah ungkapan bahwa setiap orang
bisa menjadi fotografer profesional.
Bila ditelusuri dari sejarahnya, maka kita akan kembali ke tahun
1960-an. Di mana dunia sedang mengalami revolusi besar-besaran di bidang
teknologi digital dan elektronik. Eugene F. Lally, seorang teknisi dari Jet Propulsion Laboratory NASA adalah
orang pertama yang mencetuskan ide untuk mendigitalisasi sebuah foto.
Saat itu tujuannya adalah untuk mempermudah pengiriman foto secara
langsung dari misi-misi luar angkasa Amerika Serikat.
Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut mempengaruhi kemunculan
kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk menghadirkan
foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat mungkin. Maka
digunakanlah media pemindai foto (scanner). Sebuah foto
dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur
telepon. Akan tetapi, cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena
terjadi penurunan kualitas gambar yang cukup signifikan dan proses
pengiriman foto pun masih memerlukan waktu yang relatif lama. Untuk
menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara
langsung menciptakan foto yang berupa data elektronik. barulah pada
bulan Desember tahun 1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang
bernama Steven Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital.
Kamera yang dibuatnya, menggunakan sensor CCD sebagai media
penerimaan gambar dan hanya mampu menghasilkan foto hitam putih dengan
resolusi sebesar 0,01 megapixel (320 x 240 pixel). Media penyimpanannya
adalah sebuah kaset tape, sedangkan untuk melihat hasil gambar,
kamera ini harus disambungkan terlebih dahulu dengan sebuah televisi.
Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan membutuhkan waktu tak
kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto.
Gambar 3. Kamera Digital Pertama
Walaupun kamera digital model pertama ini masih belum praktis dan
belum sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang terjadi, tapi alat
ini telah menjadi awal mula dari kemudahan dan kepraktisan teknologi
fotografi digital yang kita nikmati sekarang ini. Setelah penemuan dari
kamera digital model pertama, kamera-kamera digital selanjutnya terus
bermunculan dengan perbaikan-perbaikan dari model sebelumnya, dengan
berbagai fitur serta kemampuan yang baru.
Ada bebrapa sensor yang digunakan dalam kamera digital. Namun pada
kenyataannya, hanya ada dua jenis sensor yang sering digunakan yaitu
sensor CCD(charge coupled device) dan CMOS( Complementary metal oxide semicondictor). Sensor CCD merupakan keping silikon yang terbentuk dari ribuan(bahkan jutaan) dioda foto sensitif yang disebutphotosite,photo element,atau
pixel. Setiap pixel menangkap satu titik objek, kemudian merangkainya
dengan hasil tangkapan pixel lain hingga menjadi gambar. Sedangkan CMOS
adalah sirkuit kecil yang ditempelkan pada keping silikon. Sirkuit ini
bisa mengatasi kekurangan pada sensor CCD dalam hal ukuran karena lebih
kecil. Dari segi teknologi dan harga pun CMOS bisa memberi harapan yang
baik.
Kamera bersensor CMOS memberi keuntungan-keuntungan yang tidak
didapat pada kamera bersensor CCD. Sensor CMOS bisa digabungkan dengan
rangkaiaan lain untuk keperluan tertentu sehingga harganya bisa ditekan.
Bentuk kamera pun dimungkinkan lebih kecil dan ringan. Kelebihan
lainnya adalah sensor CMOS bisa berubah dari mode pemindaiaan gambar
menjadi mode pemindai gambar bergerak. Ini menjadikan kamera digital
bisa sekaligus menjadi sarana untuk merekam video sekaligus. Sensor CMOS
juga mempunyai daya tahan lebih lama daripada sensor CCD
Terlepas dari segala kelebihannya dibandingkan dengan kamera
bersensor CCD, kamera bersensor CMOS juga memiliki kekurangan. Bahkan
secara keseluruhan, kamera bersensor CCD jauh lebih baik dibandingkan
dengan kamera bersensor CMOS. Hal ini dikarenakan kualitas gambar yang
dihasilkan kamera bersensor CCD lebih baik daripada kualitas gambar yang
dihasilkan kamera bersensor CMOS. Noise yang dihasilkan juga tidak
sebanyak kamera bersensor CMOS.
- Cara Kerja Kamera Sederhana
Sekarang kita akan belajar bagaimana cara kerja kamera secara sederhana.
Gambar 4. Cara Kerja Kamera secara Sederhana
- Pertama kita analogikan melihat pensil di ujung meja tulis. Cahaya datang dan memantul dari pensil lalu masuk ke badan kamera.
Gambar 5. Cahaya datang dan memantul dari pensil lalu masuk ke badan kamera
- Cahaya yang masuk ke kamera lalu mengenai lensa optic ( lensa convex / lensa cembung ). Lensa ini yang akan memfokuskan cahaya yang diterima berupa bayangan terbalik kesuatu tempat yang disebut film.
Gambar 6. Proses pembentukan bayangan
- Proses kimia terjadi pada saat film terkena cahaya dan membentuk sebuah pola gambar. Hanya bagian film yang terkena cahaya yang akan terbakar dan hangus, sedangkan bagian yang lainnya tetap. Dahulu film dibuat dari lempengan kaca yang bercampur bahan kimia yang langsung merekam cahaya. Perak dan kapur adalah campuran pertama kali yang digunakan untuk membuat lempengan tersebut. Tapi sekarang, film dibuat dari bahan plastik dan dilapisi emulsi garam perak halida supaya peka menangkap cahaya. Film yang digunakan untuk foto hitam putih menggunakan satu lapis senyawa garam perak halida. Sedangkan penggunaan foto berwarna menggunakan minimal 3 lapis.
Gambar 7. Analogi Reaksi Kimia
- Hasil dari penangkapan film adalah sebuah klise / negatif yaitu lembaran hitam. Kemudian film dicetak pada kertas foto. Karena cahaya dapat merusak hasil film yang rentan terbakar sehingga proses pencetakan atau pencucian dilakukan pada ruang gelap. Berikut adalah contoh klise yang saat ini sudah hampir tidak dipakai lagi.
Gambar 8. Contoh klise
4.2. Cara Kerja Kamera Digital
Kamera digital adalah piranti yang secara elektronik menangkap gambar
dan menyimpannya dalam memori digital, tidak lagi membutuhkan bantuan
film untuk media hasil jepret. Cara kerja kamera digital terjadi saat
kita menekan tombol shutter.
- Kita memotret gambar pohon dengan kamera digital. Cahaya gambar datang dari pohon ke kamera dan mengenai lensa kamera. Tugas lensa adalah meletakkan bayangan gambar ke arah sensor CCD.
- CCD ( Charge Coupled Device ) atau dikenal sebagai sensor CCD ialah sebuah alat yang berfungsi menangkap gambar seukuran kuku atau anggap saja sebesar micro sd card ponsel selular. CCD mempunyai banyak titik sensor / grid yang sangat sensitif terhadap cahaya. Gambar yang dihasilkan akan semakin tinggi resolusinya dan semakin halus jika mempunyai banyak titik sensor. Semakin besar jumlah titik sensor berbanding lurus dengan jumlah pixel yang dihasilkan. Sebuah CCD dapat memiliki jutaan sensor di dalamnya. Tiap kecerahan warna RGB ( Red Green Blue ) akan disimpan dalam satu titik sensor. Jadi tugas CCD adalah menangkap sinyal analog / gambar lalu mengubahnya menjadi sinyal listrik
Gambar 10. Charge Coupled Device
- Proses kompresi format gambar ( contoh : RAW / JPEG ) dilakukan pada bagian pemrosesan gambar yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal digital dengan konverter ADC ( Analog/Digital Converters )
- Setelah gambar diubah menjadi sinyal digital, maka akan diproses oleh chip processors komputer yang dimiliki setiap kamera. Fitur tambahan yang diberikan chip berupa software ( firmware ) yang memiliki kemampuan berbeda-beda tergantung dari produsen kamera digital ( contoh : Casio / Kodak / Canon / Pentax / Olympus ) tersebut. Software pada kamera juga menentukan hasil akhir gambar yang dihasilkan. Beberapa fitur yang ada misalnya sephia, black & white, backlight, white balance, face recognation, anti shake, super steady shot, vibration reduction, dll.
- Proses terakhir cara kerja kamera digitaladalah mengirim data digital tersebut untuk disimpan pada memory card. SD atau CF adalah salah satu contoh memory card pada kamera digital.
Cara kerja kamera mudah
untuk dimengerti, dan hampir semua teknologi kamera saat ini berawal
dari kamera sederhana / konvensional. Saat ini, untuk mencetak sebuah
gambar pada kertas foto tidak menggunakan kertas film lagi. Banyak orang
beralih ke kamera digital. Kamera modern menggunakan proses elektronik
dan menyimpan hasilnya pada sebuah kartu / memory card. Hasil foto bisa
dilihat secara langsung secara digital.
- PERKEMBANGAN KAMERA DARI MASA KE MASA
Kegiatan yang berkaitan dengan memotret diyakini sudah ada sejak dahulu kala, bahkan sejak istilah photography itu
sendiri ada. Memotret diyakini sudah ada sejak abad ke 13, namun ada
beberapa sumber yang mengatakan bahwa kegiatan ini sudah ada jauh
sebelum abad ke 13. Ketika itu manusia akan melihat sesuatu dari bilik
bangunansebesar rumah gelap yang diberi lubang sebesar lubang jarumyang
disebut pinhole. Bangunan gelap tersebut disebut camera obscura, dari bahasa latin camera yang artinya kamar, sedangkan obscura berarti gelap(Audy Mirza Alwi,2004:18).
Pada abad ke 15, terdapat perkembangan dari bentuk kamera tersebut.
Kamera yang sebelumnya membutuhkan ruangan besar, sekarang menjadi
diperkecil seukuran telivisi atau radio. Dengan perubahan bentuk ini,
kamera tersebut dianggap sudah modern pada masanya karena memudahkan
manusia membawanya. Fungsi dari adanya kamera ini adalah untuk melihat
proyeksi bagi seniman yang akan melukis. Seniman pada masa itu yang
memanfaatkan teknologi ini adalah pelukis ternama sekelas Leonarno da
Vinci.
Setelah bentuk camera obscura dipekecil dan mudah dibawa
kemana-mana, ada dua orang peneliti dari Inggris dan Prancis yang ingin
meneliti lebih lanjut mengenai kamera itu. Adalah Louis Dagguerre dan
William Henry Fox Talbot yang melakukan penelitian tersebut. Penelitian
yang dilakukan ditujukan untuk mengetahui apakah proyeksi yang
dihasilkan bisa direkam melalui plat/kertas yang diberi senyawa kimia
yang diletakan di atasnya. Penelitian Dagguerre diperoleh hasil yang
kira-kira sama dengan teknik cetak positif sekarang ini. Hasil
penelitiannya ini disebut daguerreotype.Sementara dari
penelitian Talbot diperoleh bahwa hasil akhir kira-kira sama dengan
hasil cetak negatif pada masa sekarang ini. Dari polemik yang timbul
dari dua peneliti inilah akhirnya lahir istilah photograpy. Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh ilmuwan asal Inggris lainnya, yaitu Sir John Herschell pada tahun 1839. Arti dari photography sendiri adalah melukis/ menulis dengan cahaya. Kata ini diambil dari bahasa Yunani yaitu photos yang artinya cahaya dan graphos yang artinya menulis/melukis.
Terdapat perkembangan dari berbagai jenis kamera sejak masa
ditemukannya kamera pertama. Setiap perkembangan itu selalu diiringi
perubahan baik dari segi bentuk, fungsi dan teknologi. Berikut adalah
perkembangan jenis kamera dari masa ke masa :
- Daguerreotypes dan Calotypes.
Louis Daguerre dan Joseph Nicéphore Niépce menemukan metode fotografi
praktis pertama, yang bernama Daguerreotype, pada 1836. Daguerre
dilapisi pelat tembaga dengan perak, kemudian tambahkan dengan uap
yodium untuk membuatnya sensitif terhadap cahaya.
Gambar itu dihasilkan oleh uap merkuri dan dengan larutan kuat garam
biasa (natrium klorida). Henry Fox Talbot menyempurnakan proses yang
berbeda, calotype, pada 1840. Kedua kamera yang digunakan sedikit
berbeda dari model yang Zahn, dengan piring peka atau selembar kertas
ditempatkan di depan layar monitor untuk merekam gambar. Berfokus pada
umumnya melalui kotak geser.
- Dry Plates.
Pelat kering collodion telah ada sejak 1855, berkat karya Désiré van
Monckhoven, hingga sampai ada penemuan baru dari pelat kering gelatin
pada tahun 1871 oleh Richard Leach Maddox dengan kecepatan dan kualitas
lebih baik. Juga, untuk pertama kalinya, kamera bisa dibuat cukup kecil
untuk dipegang tangan, atau bahkan tersembunyi. Ada proliferasi dari
berbagai desain, dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera besar
dan kamera genggam.
- Kodak dan Lahirnya Film.
Penggunaan film fotografi dipelopori oleh George Eastman, dimulai
dari kertas film manufaktur pada 1885 sebelum beralih ke seluloid pada
tahun 1889. Kamera pertamanya, yang ia disebut “Kodak,” pertama kali
ditawarkan untuk dijual pada tahun 1888. Itu adalah kotak kamera yang
sangat sederhana dengan lensa fixed-focus dan kecepatan rana tunggal,
dengan harga yang relatif rendah.
Pada tahun 1900, Eastman mengambil pasar massal fotografi satu
langkah lebih jauh dengan Brownie, kotak kamera sederhana dan sangat
murah yang memperkenalkan konsep snapshot.
5. Compact Camera dan Canon.
Oskar Barnack, yang bertanggung jawab atas penelitian dan
pengembangan di Leitz, memutuskan untuk menyelidiki dengan menggunakan
35 mm film cine untuk kamera dalam percobaannya untuk membangun sebuah
kamera kompak yang mampu membuat pembesaran berkualitas tinggi.
Dia membangun prototipe kamera 35 mm nya (Ur-Leica) sekitar tahun
1913, meskipun pengembangan lebih lanjut ditunda selama beberapa tahun
akibat Perang Dunia I. Leitz diuji pasarkan antara tahun 1923 dan 1924.
Kamera tersebut memperoleh respon sangat baik dari para konsumen
sehingga para pesaing pun mulai bermunculan salah satunya adalah Canon
yang dibuat oleh Jepang.
Pada tahun 1936 Canon 35 mm menjadi saingan berat, sebuah versi
perbaikan dari prototipe Kwanon 1933. Kamera Jepang ini mulai menjadi
populer di Barat setelah veteran Perang Korea dan tentara ditempatkan di
Jepang membawanya kembali ke Amerika Serikat dan di beberapa tempat
lain.
- TLRs, SLRs dan Nikon.
Kamera pertama dengan refleks praktis dibuat oleh Franke &
Heidecke Rolleiflex media dengan nama TLR tahun 1928. Meskipun secara
single twin-lens reflex kamera ini tersedia selama beberapa dekade,
dengan kepopuleran yang cukup lama.
Sebuah revolusi serupa di desain SLR dimulai pada tahun 1933 dengan
pengenalan Ihagee Exakta, SLR kompak yang digunakan 127 rollfilm. Hal
ini diikuti tiga tahun kemudian oleh penemu barat pertamakali dengan SLR
menggunakan film 35mm, yang Kine Exakta.
Pada tahun 1952 Asahi Optical, perusahaan yang kemudian menjadi
terkenal untuk kamera Pentax memperkenalkan SLR Jepang pertama
menggunakan film 35mm, yang disebut Asahiflex. Beberapa pembuat kamera
Jepang lainnya juga memasuki pasar SLR pada 1950-an, termasuk Canon,
Yashica, dan Nikon.
Nikon masuk pasaran dengan nama Nikon F, denga kualitas hasil potret
yang sanga baik dan membuatnya populer. Seri F bersama dengan seri
sebelumnya S dari kamera pengintai tersebut membuat reputasi Nikon
sebagai pembuat peralatan profesional berkualitas.
- Kamera Analog.
Kamera analog mulai muncul pada tahun 1981 dari Sony Mavica (Magnetic
Video Camera). Ini adalah kamera analog, yang mencatat sinyal pixel
terus menerus, sebagai mesin rekaman video.
Kamera elektronik Analog berikutnya ditahun 1986 adalah Canon RC-701.
Canon pertama kali menjadi kamera untuk memotret Olimpiade 1984,
mencetak foto Yomiuri Shinbun, dalam surat kabar Jepang. Di Amerika
Serikat, publikasi pertama yang menggunakan kamera ini untuk reportase
nyata dalam USA Today, untuk pertandingan Bisbol World Series.
Namun ternyata kamera analog kurang mendapat respon baik karena
beberapa faktor seperti biaya mahal (hingga US $ 20.000), kualitas
gambar yang buruk dibandingkan dengan film, dan kurangnya printer
terjangkau berkualitas.
Kamera elektronik analog pertama dipasarkan ke konsumen mungkin Canon
RC-250 Xapshot pada tahun 1988. Sebuah kamera analog terkenal
diproduksi pada tahun yang sama adalah Nikon QV-1000C, dirancang sebagai
kamera pers dan tidak ditawarkan untuk dijual kepada pengguna umum,
yang dijual hanya beberapa ratus unit. Dapat merekam dalam skala
abu-abu, dan kualitas di cetak surat kabar sama dengan kamera film.
Dalam penampilan itu mirip digital single-lens reflex kamera modern.
Gambar yang disimpan pada disket video.
1.Kamera Format Besar
Disebut kemera format besar karena ukuran dari kamera ini memang
besar. Ukurannya kira-kira setara dengan kamera pada masa Leonardo da
Vinci yaitu sebesar televisi atau radio. Kamera ini menggunakan film
dalam ukuran besar dan berupa lembaran bukan dalam bentuk gulungan.
Karena ukurannya yang amat besar ini, kamera ini digunakan hanya untuk
membidik objek yang tidak banyak bergerak. Kaca pembidik terletak di
belakang kamera. Fungsinya adalah untuk melihat objek dan tempat untuk
meletakan film saat memotret. Hasil foto dari kamera format besar sangat
bagus dan tajam. Ukurannya foto yang dihasilkan bisa dibesarkan hingga
seukuran papan reklame tanpa mengurangi kualitas dan mutu gambar. Jenis
kamera ini sering juga disebut view camera.
Beberapa dasawarsa pada awal fotografi, pembesaran foto sulit
dilakukan dan mahal. Hasilnya pun terkadang tidak memuaskan, hasilnya
hanya gambaran yang serba kabur. Banyak pemotret yang menggunakan kamera
besar. Dan selalu saja kamera yang lebih besar dibuat bila ada
permintaan untuk membuat foto yang semakin besar. Salah satu kamera yang
amat besar adalah yang dibuat oleh C. Thurston Thompson, seorang
fotografer Inggris pada tahun 1858. Spesialisasi Thompson adalah membuat
foto reproduksi karya seni. Kamera Thompson panjangnya sekitar 3,6
meter untuk membuat foto sebesar 91 cm persegi. Namun kamera terbesar
dibuat di Amerika Serikat sekitar tahun 1900 dan dinamakan “the
Mammoth”. Kamera ini dirancang untuk para pejabat perusahaan kereta api
“Chicago and Alton Railroad Company” yang bermaksud membuat satu foto
yang sempurna dari kereta api mewah mereka yang baru. Setelah tugas itu
selesai, nasib kamera Mammoth mirip makhluk prasejarah yang namanya
digunakan. Kamera itu lenyap tak pernah dibuat lagi, korban dari
kebesaran ukurannya yang membuatnya serba kaku untuk dipindah-pindah.
2.Kamera Format Sedang
Kamera jenis ini merupakan perkembangan dari kamera format besar.
Perubahan yang paling menonjol jika dibandingkan dengan kamera
sebelumnya adalah pada bentuknya yang lebih kecil. Hal ini menyebabkan
semakin mudahnya kamera dibawa kemana-mana. Film yang digunakan juga
berukuran lebih kecil. Selain itu film juga tidak dalam bentuk lembaran
lagi, namun sudah dalam bentuk roll atau gulungan. Tempat bidikan juga
mengalami perubahan yaitu diletakan di atas kamera. Film yang sebelunya
dijadikan satu dengan tempat bidikan tetap ditempatkan sendiri di
belakang kamera. Terdapat perubahan pula dari segi cermin refleksi. Jika
kamera sebelumnya masih belum ada, pada kamera jenis ini sudah ada.
Proyeksi lensa tidak terbalik melainkan terlihat apa adanya seperti mata
melihat langsung.
3.Kamera format kecil (SLR-35mm)
Kamera ini merupakan perkembangan selanjutnya dari kamera-kamera
sebelumnya. Bentuk dari kamera ini lebih kecil dan film yang digunakan
berformat film bioskop 35mm. Kamera ini dibuat dengan menggunakan sistem
pencari ketajaman range finder, yaitu menggabungkan dua proyeksi lensa
dari objek yang diabadikan. Oleh karena itu kamera ini disebut kamera range finder.
Untuk memudahkan mencari ketajaman, dibuat penta prisma di bagian atas
kamera. Penta prisma sendiri adalah lima cermin berbentuk prisma yang
berfungsi merefleksikan kembali mirror ke kaca pembidik. Kamera
SLR-35mm adalah kamera yang banyak digunakan baik untuk pemotretan
dalam maupun luar studio. Pada masa sekarangpun format kamera ini masih
digunakan di beberapa kamera digital
4.Kamera istimewa
Melihat namanya yang memakai istilah istimewa, kamera ini memang
memiliki keistimiwaan cara kerja yang berbeda dengan kamera lainnya.
Kamera ini tidak mengunakan tombol kecepatan dan diafragma. Para
fotografer tinggal mengklik tombol kamera dan foto akan jadi. Kamera ini
juga tidak mempunyai fokus karena sudah dirancang sedemikian rupa untuk
mengatur fokus di berbagai jarak. Hasilnya adalah gambar yang tajam
kecuali pada jarak kurang dari satu meter. Beberapa contoh dari kamera
jenis ini adalah kamera saku, kamera bawah air, kamera langsung jadi,
kamera kedokteran dan sebagainya.
4.1. Kamera Polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan
gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak
film.
4.2. Kamera Saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak
bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan Cahaya
yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah
gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan
film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela pembidik (viewfinder) dengan lensa.
5.Kamera Advance Photo System
Ciri utama dari kamera ini adalah film yang digunakan sama dengan
film kamera 35 mm. Perbedaan yang ada hanya pada ukuran film ynag lebih
kecil, begutu pula dengan bentuk kameranya. Hasil kamera advance photo
system(APS) berbeda dengan hasil foto kamera 35 mm. Jika kamera 35 mm
berupa negatif dan untuk memperoleh hasil positifnya harus dicetak maka
hasil foto kamera APS hanya positif saja. Tetapi hasil foto itu tidak
ditaruh dalam bingkai-bingkai kecil seperti halnya film positif(slide)
kamera 35 mm, melainkan digulung kembali dalam wadahnya. Hasil foto
kamera APS ini terbilang sangat bagus karena film terlindungi dalam
kaset. Namun kekurangannya adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
kamera dan film relatif mahal.
6.Kamera Digital
Kamera ini adalah perkembangan jenis kamera paling mutakhir dan masih
digunakan sebagai ujung tombak dalam hal fotografi. Keutamaan dari
kamera ini adalah adanya memory penyimpanan dalam bentuk digital yang
terbuat dari unsur kimia. Data digital mudah dipindahkan dan bisa memuat
banyak foto. Cara kerja kamera ini ada pada CCD yang menyerap cahaya
dari objek yang dibidik. Disini cahaya diubah menjadi titik-titik yang
jumlahnya mencapai ribuan, bahkan jutaan. Titik itu kemudian membentuk
suatu foto. Jika titik yang didapat banyak dan rapat, maka gambar akan
bagus dan padat, begitu juga sebalinya. Jumlah titik ini ditentukan oleh
resolusi kamera.
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa
menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek
tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena
kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai
gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan memory card.
Jika kita memperhatikan perubahan jenis kamera dari yang paling
sederhana hingga yang paling modern, maka terdapat perubahan dalam alat
teknologi fotografi. Namun pada dasarnya, prinsip fotografi tetap sama.
Perubahan yang tampak sederhana ini membawa dampak teknis yang besar di
kehidupan masa kini.
Kamera Ponsel
Kamera ponsel ini menjadi trend teknologi modern yang menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan pemasaran smartphone dengan kualitas potret dan rekaman yang beragam dengan penawaran harga termurah hingga paling mahal.
Kamera ponsel ini menjadi trend teknologi modern yang menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan pemasaran smartphone dengan kualitas potret dan rekaman yang beragam dengan penawaran harga termurah hingga paling mahal.
KESIMPULAN
Kamera adalah alat paling populer
dalamaktivitasfotografi. Nama ini didapat dari cameraobscura,bahasaLatinuntuk "ruang gelap",mekanisme
awal untuk memproyeksikan tampilan dimana suatu ruangan berfungsi seperti
carakerja kamera fotografisyangmodern, kecuali tidak adacara pada waktu itu
untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya.
Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti
untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, system lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng
yang peka cahaya. Lempeng iniakan memancarkan elektron
ke lempeng sasaran bilaterkena
cahaya. Selanjutnya, pancaran elektronitu di perlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
REFERENSI
0 komentar:
Posting Komentar