MENGENAL SEGITIGA EKSPOSURE (EXPOSURE TRIANGLE)
PENGERTIAN
sesuai banyak materi yang dipahami
PEMBAHASAN
Sebenarnya penjelasan tentang segitiga eksposur sudah saya tulis pada artikel sebelumnya (baca di sini) hanya saja judulnya yang berbeda sehingga banyak teman-teman yang tidak mengetahui kalau artikel tersebut juga mengulas tentang segitiga eksposur. Tapi baiklah, saya akan menjelaskan kembali di artikel ini dengan judul yang jelas biar pengunjung blog ini juga tidak keliru.
Segitiga eksposur (exposure triangel) adalah tiga elemen / pengaturan yang bekerjasama untuk membentuk sebuah eksposur. Untuk mengetahui alasan mengapa ada foto yang terang dan ada yang gelap maka semua akan terjawab jika Anda memahami apa itu segitiga eksposur dan bagaimana cara kerjanya. Tiga elemen tersebut adalah shutter speed, aperture / diafragma, ISO.
Saat Anda menekan tombol shutter untuk memotret, maka shutter (rana) akan terbuka lalu tertutup kembali dengan rentang waktu tertentu. Nah! Lamanya waktu shutter atau rana itu terbuka lalu tertutup kembali itulah yang dimaksud dengan shutter speed. Perhatikan gambar di bawah ini:
Anda bisa mengatur rentang waktu dan kecepatan shutter secara manual sesuai keinginan Anda pada mode pemotretan Manual (M) dan Shutter Priority (S/Tv). Sedangkan pada beberapa mode lainnya shutter speed dikendalikan secara otomatis oleh program. Silahkan pelajari lebih dalam cara menggunakan shutter speed di sini.
Bila pada shutter speed mengenai rentang waktu terbukanya shutter atau rana, maka pada aperture / diafragma adalah lebar sempitnya bukaan pada lensa. Untuk mengetahui seperti apa bentuk bukaan lensa tersebut silahkan lihat gambar di bawah ini:
Untuk mengetahui lebih dalam tentang aperture dan bagaimana cara menggunakannya silahkan baca di sini pembahasannya.
ISO adalah ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya. Simpelnya agar mudah Anda pahami bahwa ISO adalah pengaturan untuk menentukan tinggi rendahnya pencahayaan pada hasil foto Anda. Baca lebih detail untuk cara menggunakan ISO di sini.
Ketiga pengaturan di atas dikenal sebagai segitiga eksposur (exposure triangle). Ketiganya saling berkaitan dan hasil kolaborasi dari ketiga elemen tersebut itulah yang menciptakan sebuah eksposur / pencahayaan.
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography,
yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" :
Melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto
dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek
tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk
menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
LATAR BELAKANG
Sejak
diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi
dikenal sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia.
Seiring berjalannya waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian
pesat. Perkembangan teknologi yang canggih pengambilan gambar saat ini bisa
dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik pencahayaan pengambilan
gambar akan terlihat mudah.Mata kuliah fotografi merupakan suatu bidang kajian
ilmu yang dipelajari dalam perkuliahan di jurusan Ilmu Komunikasi konsentrai
Hubungan Masyarakat. Kajian fotografi ini sebagai bagian dari kegiatan humas
untuk memberikan pengetahuan secara praktis dan teoritis bagaimana menggunakan
seuatu kamera, serta mendapatkan gambar atau potret yang memberikan makna
pemberian pesan yang lebih efektif dalam setiap informasi yang akan disampaikan
oleh seorang Humas.Dalam kajian fotografi ini akan membahas tentang sejarah
awal mulanya fotografi,pengertian fotografi, anatomi kamera, pencahayaan, serta
proses dan teknik pengambilan gambar.
MAKSUD DAN TUJUAN
agar kita dapat mengetauhi Mengenal Segitiga Eksposur (Exposure Triangle)
ALAT DAN BAHAN
- laptop
- koneksi internet
sesuai banyak materi yang dipahami
PEMBAHASAN
Sebenarnya penjelasan tentang segitiga eksposur sudah saya tulis pada artikel sebelumnya (baca di sini) hanya saja judulnya yang berbeda sehingga banyak teman-teman yang tidak mengetahui kalau artikel tersebut juga mengulas tentang segitiga eksposur. Tapi baiklah, saya akan menjelaskan kembali di artikel ini dengan judul yang jelas biar pengunjung blog ini juga tidak keliru.
Segitiga eksposur (exposure triangel) adalah tiga elemen / pengaturan yang bekerjasama untuk membentuk sebuah eksposur. Untuk mengetahui alasan mengapa ada foto yang terang dan ada yang gelap maka semua akan terjawab jika Anda memahami apa itu segitiga eksposur dan bagaimana cara kerjanya. Tiga elemen tersebut adalah shutter speed, aperture / diafragma, ISO.
1. Shutter Speed
Saat Anda menekan tombol shutter untuk memotret, maka shutter (rana) akan terbuka lalu tertutup kembali dengan rentang waktu tertentu. Nah! Lamanya waktu shutter atau rana itu terbuka lalu tertutup kembali itulah yang dimaksud dengan shutter speed. Perhatikan gambar di bawah ini:
Anda bisa mengatur rentang waktu dan kecepatan shutter secara manual sesuai keinginan Anda pada mode pemotretan Manual (M) dan Shutter Priority (S/Tv). Sedangkan pada beberapa mode lainnya shutter speed dikendalikan secara otomatis oleh program. Silahkan pelajari lebih dalam cara menggunakan shutter speed di sini.
2. Aperture / Diafragma
Bila pada shutter speed mengenai rentang waktu terbukanya shutter atau rana, maka pada aperture / diafragma adalah lebar sempitnya bukaan pada lensa. Untuk mengetahui seperti apa bentuk bukaan lensa tersebut silahkan lihat gambar di bawah ini:
Untuk mengetahui lebih dalam tentang aperture dan bagaimana cara menggunakannya silahkan baca di sini pembahasannya.
3. ISO
ISO adalah ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya. Simpelnya agar mudah Anda pahami bahwa ISO adalah pengaturan untuk menentukan tinggi rendahnya pencahayaan pada hasil foto Anda. Baca lebih detail untuk cara menggunakan ISO di sini.
Ketiga pengaturan di atas dikenal sebagai segitiga eksposur (exposure triangle). Ketiganya saling berkaitan dan hasil kolaborasi dari ketiga elemen tersebut itulah yang menciptakan sebuah eksposur / pencahayaan.
Lantas bagaimana ketiga pengaturan tersebut bekerja dan membentuk sebuah eksposur?
Seperti yang saya jelaskan di atas tentang shutter speed, bahwa shutter atau rana akan terbuka dan tertutup saat Anda memotret. Nah! Pada saat shutter itu terbuka, sensor akan merekam adegan (pengambilan gambar) dan di saat yang bersamaan pula cahaya yang menentukan terang dan gelapnya hasil foto Anda juga ikut masuk melalui melaui lensa menuju sensor.
Jadi, semakin lama waktu shutter itu terbuka (rana lambat) maka semakin besar peluang cahaya masuk, dan hasilnya foto Anda akan semakin terang. Seperti itulah cara kerja shutter speed.
Kemudian untuk cara kerja aperture yaitu semakin lebar bukaan pada lensa maka semakin banyak pula cahaya yang masuk, dan hasilnya foto Anda juga akan terang.
Oleh sebab itu shutter speed dan aperture harus seimbang dan bekerjasama sesuai kondisi cahaya di tempat Anda memotret.
Lalu bagaimana dengan ISO?
Tidak selalunya Anda berhadapan dengan kondisi cahaya yang cukup terang. Akan ada saat di mana Anda memotret pada situasi yang minim cahaya seperti dalam ruangan atau di malam hari. Pada kondisi seperti itu Anda membutuhkan pengaturan dukungan dari ISO untuk memaksimalkan kualitas cahaya pada foto Anda. Untuk mengetahui lebih dalam tentang ISO silahkan baca di sini.
Agar lebih mudah Anda pahami coba perhatikan gambar segitiga eksposur (exposure triangel) di bawah ini:
Pada gambar di atas coba Anda perhatikan letak posisi shutter speed, aperture dan ISO. Sedangkan garis putus-putus warna orange pada gambar di atas adalah hasil dari kerjasama segitiga eksposur. Itulah besarnya peluang masuknya cahaya ke kamera. Luasnya area garis orange tersebut bisa diperluas lagi dengan cara merubah posisi segitiga eksposur (shutter speed, aperture, ISO). Paham?
Dari penjelasan di atas semoga Anda bisa memahami dasar serta fungsi guna segitiga eksposur. Dan perlu Anda ingat bahwa sangat penting untuk mendalami segitiga eksposur agar Anda bisa menggunakan / membentuk eksposur secara manual dan tidak terus menerus bergantung pada mode auto. Sedangkan "manual eksposur" itu tidak lain yaitu mode pemotretan manual (M) pada kamera Anda. Pelajaran ini sangat dianjurkan jika Anda ingin serius dengan fotografi, dan untuk melatih kemampuan Anda silahkan kunjungi halaman "Simulator Untuk Belajar Memotret Dengan Mode Manual Exposure".
Kesimpulan
Seperti yang saya jelaskan di atas tentang shutter speed, bahwa shutter atau rana akan terbuka dan tertutup saat Anda memotret. Nah! Pada saat shutter itu terbuka, sensor akan merekam adegan (pengambilan gambar) dan di saat yang bersamaan pula cahaya yang menentukan terang dan gelapnya hasil foto Anda juga ikut masuk melalui melaui lensa menuju sensor.
Jadi, semakin lama waktu shutter itu terbuka (rana lambat) maka semakin besar peluang cahaya masuk, dan hasilnya foto Anda akan semakin terang. Seperti itulah cara kerja shutter speed.
Kemudian untuk cara kerja aperture yaitu semakin lebar bukaan pada lensa maka semakin banyak pula cahaya yang masuk, dan hasilnya foto Anda juga akan terang.
Oleh sebab itu shutter speed dan aperture harus seimbang dan bekerjasama sesuai kondisi cahaya di tempat Anda memotret.
Lalu bagaimana dengan ISO?
Tidak selalunya Anda berhadapan dengan kondisi cahaya yang cukup terang. Akan ada saat di mana Anda memotret pada situasi yang minim cahaya seperti dalam ruangan atau di malam hari. Pada kondisi seperti itu Anda membutuhkan pengaturan dukungan dari ISO untuk memaksimalkan kualitas cahaya pada foto Anda. Untuk mengetahui lebih dalam tentang ISO silahkan baca di sini.
Agar lebih mudah Anda pahami coba perhatikan gambar segitiga eksposur (exposure triangel) di bawah ini:
Pada gambar di atas coba Anda perhatikan letak posisi shutter speed, aperture dan ISO. Sedangkan garis putus-putus warna orange pada gambar di atas adalah hasil dari kerjasama segitiga eksposur. Itulah besarnya peluang masuknya cahaya ke kamera. Luasnya area garis orange tersebut bisa diperluas lagi dengan cara merubah posisi segitiga eksposur (shutter speed, aperture, ISO). Paham?
Dari penjelasan di atas semoga Anda bisa memahami dasar serta fungsi guna segitiga eksposur. Dan perlu Anda ingat bahwa sangat penting untuk mendalami segitiga eksposur agar Anda bisa menggunakan / membentuk eksposur secara manual dan tidak terus menerus bergantung pada mode auto. Sedangkan "manual eksposur" itu tidak lain yaitu mode pemotretan manual (M) pada kamera Anda. Pelajaran ini sangat dianjurkan jika Anda ingin serius dengan fotografi, dan untuk melatih kemampuan Anda silahkan kunjungi halaman "Simulator Untuk Belajar Memotret Dengan Mode Manual Exposure".
Kesimpulan
Fotografi
seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam
bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia
menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu
sama lain dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti
yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi,
telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.Untuk mendalami
bidang fotografi, siapa pun harus punya pengetahuan dasar yang baik tentang
cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam penentuan
eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada kamera. Setelah memahami tentang
cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting)
sehingga mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi
pemotretan.
REFERENSI
0 komentar:
Posting Komentar