SEMIOTIKA

Semiotika

Semiotika (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan.  Namun, berbeda dari linguistik, semiotika juga mempelajari sistem-sistem tanda non-linguistik. Semiotika sering dibagi menjadi tiga cabang:
  • Semantik: hubungan antara tanda dan hal-hal yang mereka lihat; denotata mereka, atau makna
  • Sintaksis: hubungan antara tanda-tanda dalam struktur formal
  • Pragmatik: hubungan antara tanda dan tanda-menggunakan agen
SEMIOTIKA NEGATIVA
Dalam Semiotika Negativa, tanda dipahami bukan sekedar dari apa yang ada (kenyataan), namun tanda dipahami dari benda itu sendiri sekaligus apa yang ada dibalik dari benda itu (after the fact). Dalam semiotika positiva kita sering mengabaikan beberapa hal yang kita anggap sepele. Kita sering memahami suatu tanda semata-mata dari sudut materi benda itu, tetapi apa yang ada di balik benda itu, tidak pernah kita pikirkan. Padahal hal-hal yang ringan (sederhana) itu ternyata memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan kita
SEMIOTIKA MEDIA 
Metode semiotika Media ditandai adanya prosedur penelitian utama: 
  1. Panelitian sejarah. Pertamatama sistem makna harus ditinjau secara historis. Alasan untuk melakukan hal ini cukup jelasuntuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang makna sesuatu, maka perlu diketahui bagaimana hal itu muncul. Pada setiap pembahasan di setiap bab selalu ada informasi tentang masalah historis yang terkait dengan asal-usul dan evolusi medium tertentu. Selain itu, pelbagai produk dan genre yang dihasilkannya dalam perjalanan waktu.
  2. Interpretasi. Tujuan penelitian semiotika adalah untuk menjelaskan makna hubungan X = Y. X adalah sesuatu yang ada secara material. Itu bisa berupa kata, novel. Acara televisi, atau artefak manusia lainnya. Y adalah makna artefak ini dalam semua dimensinya (pribadi, sosial, historis). Termasuk di dalam upaya penggambaran semua makna yang terdapat dalam Y adalah seluruh dan substansi dari metode-metode semiotika. Langkah ini pada umumnya disebut sebagai “interpretasi”.
referensi:
http://wajirannet.blogspot.co.id/2008/01/semiotika-negativa-st-sunardi.html


Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar